Ketika Mario Teguh berkata : " cinta akan merubah segalanya ", aku sangat setuju, namun ketika dia membenarkan bahwa "cinta seriring dengan benci", aku sangat tidak setuju.
Cinta & benci memang seolah seiring & selibat, namun ini juga tidak sepenuhnya bisa diberikan klaim demikian. Analogi memandang cinta & benci mirip seperti kita memandang berkorban & jadi korban.
Cinta dilandasi oleh seluruh niat dimana apapun yang terjadi tetap cintalah yang ada & ini sama saja dengan berkorban, tiada keluh kesah disana, tiada rasa kecewa disana, tiada gundah gulana disana & tiada merasa dirugikan dalam cinta.
Bahwa benci akan meghasilkan dendam adalah betul, namun esensinya bukanlah terlibat dengan dendam itu sendiri, bahwa yang menggerakkan dunia dualitas ini adalah DENDAM & CINTA,"SEDALAM DENDAM & SEDAHSYAT CINTA" merupakan perwujudan sebuah "AGREGASI TEKAD" dimana sebuah kondisi dapat dirubah karena kita sudah tidak terlibat dalam permainan rasa dendam serta cinta itu sendiri.
Hidup ini kita tidak akan pernah tahu akan kemana & sampai dimana, apakah ini ilusi atukah sebuah realita, saiap yang bisa memastikannya ? Saat ini kita haya bermaian - main dengan rasa dimana itu juga bertaut dengan harapan - harapan yang ada.
Seorang berkata "AKU BERANI", karena dia sedang berpijak pada sebuah ketakutan, dia memberikan sebuah sensasi sugesti pada dirinya sendiri, namun sesungguhnya dia yang "MEMPUNYAI NYALI" adalah dia yang tidak pernah memberikan label berani atau takut ... dia hanya berjalan, berlari & terus melalui seluruh perjalanannya untuk "MENCARI MAKNA SERTA ARTI & TERUS TERLIBAT DENGAN SEGALA KETIDAK TAHUANNYA".
Seorang petarung akan terus berlatih terus & kembali bertarung & berlatih terus ... hingga dia menilik ke dalam dirinya dengan sebuah kebijaksanaan terdalam ketika dia siap untuk menutup mata serta mengakhiri nafasnya dengan sebuah senyum & gumaman ...... "AKU SAMPAI DISINI" .
Hanya 1 (satu) hal dalam hidup ini yang harus kamu lakukan :
" PREPARE FOR THE WORST IS TO PREPARE FOR GLORY & FIGHT UNTILL THE JOURNEY END ".
-WAG -
----------------------------------------
Sebuah catatan kecil dari seorang MAESTRO SENI HIDUP :
"Seberat beban seberat itu juga kehormatan dan pengharapan ditempatkan, menjadi diri sendiri menapaki hari demi hari dimana tiap langkah memberi arti dan menggaris bawahi sejarah yg terbawa kekinian".
"Entah karena cinta, dendam, kebencian ataupun ketakutan dan ketidak tahuan, kuteruskan langkah ini untuk tahu akhir dan artinya".
"Seringkali memang kita tidak tahu siapa dan bagaimana kita, sampai suatu hari kita tahu ternyata kita tidak seperti yg kita sangka dan bayangkan selama ini".
- HD -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar