Minggu, 09 Oktober 2011

IDENTITAS BANGSA yg BESAR




Pancasila menegaskan bahwa segenap manusia diciptakan sama dengan beberapa hak dasar yang tak boleh diganggu gugat, diantaranya adalah :

  1. Hak untuk Hidup, 
  2. Hak untuk Bebas, dan 
  3. Hak untuk mengejar kebahagiaan.  


Untuk menjamin semua hak itu, pemerintahan yang dibentuk memperoleh kekuasaan yang sah atas persetujuan pihak yang diperintah dan jika bentuk pemerintah menjadi penghalang bagi hak-hak tadi, maka adalah hak rakyat untuk mengubah atau menghapuskan pemerintahan itu, dan membentuk pemerintahan baru.



Hal tersebut diatas akan sangat mempengaruhi bagaimana DEMOKRASI PANCASILA diusung, model KEPEMIMPINAN PANCASILA, penerapan EKONOMI PANCASILA, aturan main  POLITIK PANCASILA, TATA NEGARA PNACASILA yang harus dilakukan dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan bahwa Pancasila lahir dari akar masyarakat Indonesia yang sudah dimulai dari era Nusantara dengan berbagai macam evolusinya & Pancasila merupakan ajaran luhur yang dihasilkan oleh nenek moyang Nusantara ini.



ORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA





Cetak biru yang diusung oleh para negarawan & pendiri Negara kita Indonesia, yang dimotori oleh Ki Hajar Dewantara.
Sebuah cetak biru yang bertajuk :

“mendidik  warga Negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk warga Negara serta masyarakat”.

Warga Negara sejati ini dimakanai dengan pembentukan karakter serta sifat dasar yang terwujud sebagai pendidikan terapan untuk mencetak anak didik. Ke-10 sifat &  karakter yang tertuang dalam cetak biru pendidikan Kurikulum awal adalah :

1)    Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa
2)    Cinta kepada alam
3)    Cinta kepada Negara
4)    Cinta & hormat kepada Ibu – Bapak
5)    Cinta kepada bangsa dan kebudayaan
6)    Keterpanggilan untuk memajukan Negara sesuai dengan kemampuannya
7)    Memiliki kesadaran sebagai bagian integral dari keluarga dan masyarakat
8)    Patuh pada peraturan dan ketertiban
9)    Mengembangkan kepercayaan diri dan sikap saling menghormati atas dasar keadilan
10)  Rajin bekerja, kompeten dan jujur, baik dalam pikiran maupun tindakan.



KEBUDAYAAN







Budaya terlahir ketika manusia harus mempertahankan hidup dengan segala kondisi alam yang dihadapinya. Dari budaya inilah munculnya nilai - nilai yang diletakkan sebagai acuan (hati nurani) sekaligus check & balance  atas tingkah laku, pola pikir & kebiasaan kita dalam kehidupan sehari - hari.
Nilai - nilai yang ada ini kemudian akan menghiasi perjalanan sebuah bangsa yang terwujud dalam sebuah adab & melahirkan sebuah peradaban yang akan dilihat sebagai identitas sebuah bangsa.


Tidak ada salahnya kita meninjau kembali makna & sifat  dari kultur atau kebudayaan :
1. merupakan buah dari  "keadaban" manusia & mempunyai sifat keluhuran budi
2. mengusahakan untuk mendapat kemajuan hidup
3. memakai daya upaya serta cara ilmiah untuk membesarkan hasil
4. usaha perbaikan hidupnya manusia
5. bersifat tertib, indah, berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia dsbnya
6. menjadi tanda & ukuran tentang rendah - tingginya keadaban dari masing - masing bangsa

Menurut sifat & maknanya, maka kebudayaan terbagi menjadi 3 hal :
1. mengenai hidup - kebatinannya manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat istiadatnya yang halus & indah, tertib - damainya pemerintahan negeri.
2. mengenai angan - angan manusia yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusastraan & pendidikan
3. mengenai kepandaian manusia, yaitu yang menimbulkan macam - macam kepandaian tentang perniagaan, kerajinan, pelayaran, transportasi, kesenian, dll.

Berdasarkan hal -hal  tersebut diatas, maka sangat jelasas bahwa :
1. kesemuanya muncul sekaligus terdapat pada sendi perikehidupan manusia
2. alam merupakan aspek kuat yang mempengaruhi terbentuknya kebudayaan
3. setiap watak yang terdapat dalm diri setiap manusia juga menetukan bentuk kebudayaan, seperti : watak konservatif, watak liberal, watak radikal.



Sabtu, 08 Oktober 2011

SANTRI & KAUM TERTINDAS



Salah satu perjuangan santri tergambar jelas pada sejarah pergerakan kemerdekaan Republik Indoensia, yang dipelopori oleh salah satu Begawan Kebangsaan Indonesia yaitu HOS Tjokroamonito atau yang nama lengkapanya adalah Haji Oemar Said bin Tjokroaminoto ( Tjokroamiseno ).

HOS Tjokroamonito terlahir dari seorang bapak yang berpangakat wedono kleco (pejabat dibawah bupati, namun diatas camat) yang bernama RM. Tjokroamiseno dan  juga merupakan keponakan seorang bupati Ponorogo yang bernama Raden Adipati Tjokronegoro yang merupakan salah satu putra dari Kyai Agung yang bernama Kyai Hasan Besari pendiri pesantren tanah perdikan Tegalsari Jetis Ponorogo.

SANTRI yang berasal dari bahasa sansekerta; SAN yang berarti orang baik dan TRA yang berarti suka menolong telah menjadi symbol perkembangan keilmuan yang dikemudian hari berkembang menjadi PONDOK  yang mengambil istilah dari bahasa arab FUNDUK yang berarti penginapan  / asrama, akhirnya  sampai sekarang terkenal dengan istilah PONDOK PESANTREN.

Perjuangan pesantren dalam era kemerdekaan dimulai oleh HOS Tjokroaminoto selain mengajarkan tentang Islam, beliau juga mengajarkan nilai – nilai kebangsaan,  pelajaran etika, ilmu kemasyarakatan, pendidikan, dan lain-lain diluar kelas.

Beberapa orang yang menjadi murid pesantren dari HOS Tjokroamonito adalah Sukarno,  Semaoen dan Kartosuwiryo, yang pada akhirnya ke-3 nya akan saling berseberangan jalan, dimana Sukarno memimpin Indoensia mencapai kemerdekaannya dengan ideologi nasionalis Pancasila pada tahun 1945, sedangkan Semaoen bergabung bersama Alimin serta Muso dalam pemberontakan PKI dengan ideology sosial masyarakatnya pada tahun 1947 dan Kartosuwiryo memimpin pemberontakan DI/TII dengan ideologi Darul Islamnya pada tahun 1948.
Terlepas dari itu semua, apa yang menjadi dasar ke-3 orang ini mempelopori sebuah pergerakan adalah seluruh ajaran yang mereka terima dari HOS Tjokroaminoto dan  keberpihakannya pada kaum tertindas.

HOS Tjokroaminoto lahir pada 06 Agustus 1882 di Ponorogo dan meninggal di Jogjakarta pada 17 Desember 1934, semasa hidupnya selalu mengajarkan pada kaum muda tentang pergerakan kebangsaan serta selalu berpihak pada kaum tertindas, beliau  pernah ditahan belanda atas tuduhan menjadi dalang atas aksi buruh di garut jawa barat pada tahun 1921.

JERITAN SANG BURUH



Sedikit hal - hal yang terkondisikan di tengah nilai tawar buruh dengan perusahaan :

1. Menjadi karyawan tetap; sehingga model karyawan kontrak dan Out Shorsing sangat digandrungi karena ini dianggap akan membebani perusahaan ketika memenuhi kewajiban  pada sisi kesehatan & kesejahteraan buruh. Untuk itu biasanya perusahaan akan mencoba bermain dalam beberapa koridor :
a. Perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak); sebisa mungkin jenis pekerjaan akan diatur supaya terlihat musiman & selesai pada waktu tertentu
b. Frekuensi perjanjian kerja kontrak; seharusnya hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama 2 (dua) tahun, setelah itu diangkat untuk menjadi karyawan tetap. Namun sekali lagi biasanya, perusahaan akan melakukan ini berkali – kali yang diselingi libur selam 30 (tiga puluh ) hari sebelum dipanggil kembali untuk penanda tanganan kontrak baru.  Selain hal ini, biasanya terjadi intimidasi kepada buruh, jika tidak mau seperti ini dan tetap menuntut karyawan tetap, maka tidak akan dipekerjakan kembali.
c. Seharusnya out shorsing diberlakukan untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan kegiatan produksi, namun pada kenyataannya perbedaan antara kontrak dengan out shorsing hampir tidak ada.
     2. Upah pokok yang tinggi; menurut UU no 13 tahun 2003 mengatakan bahwa besarnya upah pokok adalah minimal 75% dari upah pokok + tunjangan tetap. Hal ini berkaitan dengan beberapa hal al :
    a. Jamsostek; perhitungan pada jamsostek hari tua mengambil komponen upah pokok sebagai paramternya dan buruh mendapat kewajiban membayar 2%  sedangkan perusahaan mempunyai kewajiban membayar 3,7%.  Jika upah pokok semakin kecil maka semakin kecil pula prosentase yang harus dibayar oleh pihak perusahaan, jika semakin besar upah pokok, maka prosentase yang harus dibayarkan oleh perusahaan semakin besar pula.

    b. Uang pensiun; uang pensiun juga memperhitungkan upah pokok yang diterima seorang buruh, sehingga korelasi modelnya adalah sama dengan jaminan hari tua pada jamsostek, semakin besar upah pokok, maka semakin besar pula uang pensiunnya dan begitu pula sebaliknya.  

    c.Kenaikan pada upah biasanya akan diletakkan pada komponen tunjangan supaya upah pokok tidak mengalami kenaikan.

    d. Besarnya upah yang diterima oleh buruh banyak yang belum sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan, biasanya terjadi pada tingkat kota / kabupaten.

    3. Peraturan perusahaan dan/atau PKB; biasanya tidak akan disosialisasikan kepada buruh, belum mungkin yang isinya adalah sepihak. Dalam hal ini memang SPSI ikut merumuskan PKB, namun pada kenyataannya banyak SPSI yang telah mengalami intimidasi dari pihak perusahaan.
    Kebanyakan fakta di lapangan, komponen gaji / upah dan cara pembayarannya tidak pernah tertera dalam PKB, sehingga sebetulnya yang harus termuat dalam Perjanjian Kerja Bersama antara perusahaan dgan pekerja hanya hak serta kewajiban yang multi tafsir.
    Naskah PKB ini seharusnya dipunyai oleh setiap tenaga kerja, namun kenyataannya banyak buruh yang tidak pernah melihat PKB.

    4. Upah minimum yang dirumuskan oleh pemerintah hanya mempertimbangkan hidup yang layak dengan parameter pangan. Namun kebutuhan sebuah rumah tangga tidak hanya makan & ini sepertinya tidak pernah terpikirkan, seperti contohnya biaya pendidikan & biaya energy listrik serta air.

    ILUSI SANG JODOH



    " JODOH " ... sebuah kata yang serig diberi muatan sakral untuk mengatakan sebuah kepentingan eksistensial, biasanya lebih mengarah pada pasangan hidup. Namun perlu diketahui & diakui, bahwa jodoh tidaklah sesempit itu maknanya, senang & susah, derita & bahagaiapun merupakan jodoh, dia hadir mirip dengan living in harmony. Ikan koi yang berlenggak - lenggok di air yang jernih pun sama harmoninya dengan belut yang bertahan hidup di kubangan lumpur. Jadi jodoh bukalanh terpatri kepada sosok atau figur, dia lebih merupak sebuah kondisi yag berkait dengan eseluruh agregasi perjalan itu sendiri, seluruh agregasi dari ruang & waktu.


    " ILUSI " ... hadir dalam ranah ketidak tahuan, dia sarat dengan ketidak mengertian kita, dia sesuatu yang penuh misteri namun terjadi di depan mata kita, ....... dia bagai angin yang berhembus, tidak terlihat namun kita dapat merasakannya, ........dia bagai air yang menyejukkan, kita dapat melihat & merasakannya, namun kita tidak pernah menyadari dari mana kesejukan ini terhampar, .......dia bagai tanah yang kita pijak, sangat kuat & nyaman untuk mengetahui bahwa kita ada, namun kita tidak pernah tahu mengapa dia hadir, ........dia bagai api yang dapat membakar kayu menjadi abu, namun kita tidak pernah tahu mengapa dia harus mengabukan semuanya.


    ILUSI JODOH ... sesuatu yang kita sendiri tidak pernah mengetahui akan sampai dimana perjalanan hidup ini, karena  "hidup hanya bermain - main dengan harapan & itu berkait dengan rasa", siapa diri adalah peran yang megambil harapan2 itu & mengalaminya dalam bentuk rasa, ketika harapan hilang, rasapun hilang, tiada seseorang bisa memastikannya kemana mereka & kemanakah diri sesungguhnya.
    ketika cinta tiada, kemankah pecinta ?
    ketika pecinta musnah, kemanakah cinta ?
    ketika ke-2nya sirna, kemanakah mereka sesungguhnya ?
    siapa yang bisa memastikannya ?
    cinta & pecinta adalah sebuah harapan yang bertaut rasa, mereka adalah maya, mereka hadir untuk sebuah cerita romantisme belaka. 


    - TATA - 

    SIAPA YANG BERMASALAH



    MASALAH,  merupakan sebuah kondisi yang kita hadapi, tidak terpaku pada baik atau buruk, namun merupakan rangkaian peristiwa & sering kita penggal serta kita sebut sebagai resiko yang terkait dengan diri kita.

    Masalah ini amat sangat menggangu & kita sering dibuat capek serta muak atasnya, namun harus kita akui & sadari bahwa masalah terus ada disekeliling kita, baik kita menginginkannya ataupun tidak.

    Semakin rumit kita berpikir, maka semakin rumit pula masalah yang ada, semakin kompleks kita berpikir, semakin kompleks pula permasalahan yang muncul, percaya atau tidak begitulah realitanya.

    Jadi, mereka yang semakin rumit masalahnya adalah mereka yang semakin rumit berpikirnya & tidak mempunyai solusi untuk itu, padahal terkadang kesederhanaan solusi merupakan point penting dalam kerumitan itu sendiri.

    SOLUSI, merupakan sebuah tindak lanjut atas resiko yang kita sadari, terkadang ini bisa direncanakan, terkadang kita harus melakukan improvisasi sesuai dengan realita yang muncul. Namun yang menjadi pointnya adalah "memperhitungkan kemungkinan serta kondisi yang terjadi"serta "menyusun negasi & antisipasinya" serta  "meminimalir yang namanya harapan".

    HARAPAN / KEINGINAN, merupakan sebuah kondisi dimana dia berada diluar perhitungan kita, setiap orang butuh kepastian & ketika perhitungan yang ada sudah menaungi semuanya, maka harapan pun tidak ada. Ketika harapan ini terjadi &  kemudian terpenuhi, maka kita sering meyebutnya dengan "MIRACLE atau KEAJAIBAN"  & memberikan label "MISTERI" di dalamnya.  MISTERI, sedangkan kita sendiri tahu  bahwa MISTERI  merupakan sebuah kondisi yang belum kita ketahui sebelumnya & ini sedikit berbeda dengan TAKDIR yang merupakan segala sesuatu yang sudah kita alami serta lalui.

    Dengan meninjau beberapa hal diatas maka seharusnya kita lebih menyadari & memahami, bagaimana kita harus mengambil PERAN yang mempunyai FUNGSI, SIKAP & AKSI dalam menghadapi rangkaian peristiwa yang selalu terhampar dihadapan kita. Dan 1 (satu) hal lagi yang mendasari kesemua itu adalah "NYALI" dimana itu dibutuhkan untuk megambil sebuah keputusan dengan menerima segala konsekuensinya. 

    " UNTUK MENGETAHUI PERANMU KENALILAH DIRIMU DULU & TENTUKAN ORIENTASIMU". 

    "BAGI KAMU YANG TIDAK MENJALANI  PERANMU, MAKA KAMU TIDAK MEMPUNYAI NYALI SECUIL BIJI SESAWIPUN UNTUK BERANI MENGAMBIL RESIKO HIDUP INI  & KAMU HANYA AKAN JADI PENONTON".

    SEBUAH PLEDOI TENTANG CINTA



    Ketika Mario Teguh berkata : " cinta akan merubah segalanya ", aku sangat setuju, namun ketika dia membenarkan bahwa "cinta seriring dengan benci", aku sangat tidak setuju.

    Cinta & benci memang seolah seiring & selibat, namun ini juga tidak sepenuhnya bisa diberikan klaim demikian. Analogi memandang cinta & benci mirip seperti kita memandang berkorban & jadi korban.
    Cinta dilandasi oleh seluruh niat dimana apapun yang terjadi tetap cintalah yang ada & ini sama saja dengan berkorban, tiada keluh kesah disana, tiada rasa kecewa disana, tiada gundah gulana disana & tiada merasa dirugikan dalam cinta.

    Bahwa benci akan meghasilkan dendam adalah betul, namun esensinya bukanlah terlibat dengan dendam itu sendiri, bahwa yang menggerakkan dunia dualitas ini adalah DENDAM & CINTA,"SEDALAM DENDAM & SEDAHSYAT CINTA" merupakan perwujudan sebuah "AGREGASI TEKAD" dimana sebuah kondisi dapat  dirubah karena kita sudah tidak terlibat dalam permainan rasa dendam serta cinta itu sendiri.

    Hidup ini kita tidak akan pernah tahu akan kemana & sampai dimana, apakah ini ilusi atukah sebuah realita, saiap yang bisa memastikannya ? Saat ini kita haya bermaian - main dengan rasa dimana itu juga bertaut dengan harapan - harapan yang ada. 

    Seorang berkata "AKU BERANI", karena dia sedang berpijak pada sebuah ketakutan, dia memberikan sebuah sensasi sugesti pada dirinya sendiri, namun sesungguhnya dia yang "MEMPUNYAI NYALI" adalah dia yang tidak pernah memberikan label berani atau takut ... dia hanya berjalan, berlari & terus melalui seluruh perjalanannya untuk "MENCARI MAKNA SERTA ARTI & TERUS TERLIBAT DENGAN SEGALA KETIDAK TAHUANNYA".

    Seorang petarung akan terus berlatih terus & kembali bertarung & berlatih terus ... hingga dia menilik ke dalam dirinya dengan sebuah kebijaksanaan terdalam ketika dia siap untuk menutup mata serta mengakhiri nafasnya dengan sebuah senyum & gumaman  ...... "AKU SAMPAI DISINI" .

    Hanya 1 (satu) hal dalam hidup ini yang harus kamu lakukan :

    " PREPARE FOR THE WORST IS TO PREPARE FOR GLORY &  FIGHT UNTILL THE JOURNEY END ".

    -WAG - 

    ----------------------------------------

    Sebuah catatan kecil dari seorang MAESTRO SENI HIDUP :

    "Seberat beban seberat itu juga kehormatan dan pengharapan ditempatkan, menjadi diri sendiri menapaki hari demi hari dimana tiap langkah memberi arti dan menggaris bawahi sejarah yg terbawa kekinian". 

    "Entah karena cinta, dendam, kebencian ataupun ketakutan dan ketidak tahuan,  kuteruskan langkah ini untuk tahu akhir dan artinya".

    "Seringkali memang kita tidak tahu siapa dan bagaimana kita, sampai suatu hari kita tahu ternyata kita tidak seperti yg kita sangka dan bayangkan selama ini".

    - HD -  




    Sabtu, 01 Oktober 2011

    REALITA ILUSI



    HARGA DIRI & KEHORMATAN, dua buah kata yang saling mengisi & melengkapi serta bergantung  satu sama lain. Sudah banyak orang akan berkata tentang ke dua hal ini dalam banyak terminologi, namun ketika kita dihadapkan pada sebuah persoalan yang pelik dengan kompleksitas yang cukup tinggi terkadang harga diri & kehormatan hanya akan menjadi sebuah wacana.


    Sebuah hal yang sangat dilematik & problematik ditempatkan oleh harga diri & kehormatan ini, terkadang kita tetap akan mencari ke dua hal ini, namun terkadang  ke dua hal ini menjadi tidak penting ketika kita menilik kedalam sebuah kebijaksanaan terdalam.

    Apa "sesungguhnya" & apa "sesuatunya" pada HARGA DIRI & KEHORMATAN ini ?

    Harga diri hadir pada sebuah aturan main tentang apa yang kita lakukan, yang kita perbuat, sikap, tindakan, kebiasaan, cara berbicara, paradigma dan sebagainya. Harga diri muncul sebagi output dariagregasi  diri kita, dia adalah sebuah identitas yang akan dikenal oleh sistem sosial diluar diri kita.
    Ada sebuah nilai - nilai yang muncul sebagi identitas diri, dengan kata lain  HARGA DIRI merupakan"NILAI - NILAI YANG MUNCUL SEBAGAI  IDENTITAS DIRI". 
     Penilaian akan datang dari sendiri ketika kita telah melalui sebuah ketidak tahuan & batasan diri, pun penilaian akan datang dari masyarakat kepada apa yang muncul dari diri kita sehari - hari. 

    Nilai - nilai yang muncul sebagai identitas diri ini sangat mencerminkan tentang "KAPASITAS serta  KETETAPAN DIRI" & hal ini merupakan sebuah paramter pun indikator sebuah "KEHORMATAN"yang sarat dengan ATURAN MAIN yang sangat kompleks.

    "tak ada gading yang tak retak serta macan mati meninggalkan belang", merupakan sebuah perumpamaan sederhana & tepat  untuk memaknai harga diri serta kehormatan ini, karena seorang pecundang atau pengkhianat akan mati sebagai dirinya & bukan mati sebagai seorang ksatria.

    Dilematika & problematika yang muncul adalah ... "apakah harga diri serta kehormatan  ini diperlukan atau tidak ?"

    Setiap bentuk pasti mempunyai tujuan, harga diri maupun kehormatan juga tergantung dari orientasi kita, diperlukan atau tidak merupakan sesuatu yang absurd untuk dipaparkan, karena semuanya merupakan sebuah aturan main yang terhampar di depan mata.
    Seorang ksatria mempunyai aturan main yang berbeda dengan seorang pecundang, disana terdapatpatern line serta koridor dimana seseorang dikatakan sebagai ksatria ataukah pecundang & itu bergantung kepada nilai - nilai serta kapasitas & ketetapan yang kita wujudkan sebagai agregasi diri.

    " MEREKA  MENGENAL KITA BUKAN KARENA KITA ADALAH PECANDU & MENJADI ORANG  LAIN, NAMUN MEREKA MENGENAL KITA KARENA INILAH DIRI KITA ".